Sunday, October 13, 2013

definisi kalimat efektif pengertian dan contohnya

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
SYARAT KALIMAT EFEKTIF :
a. Bentukan kata harus sesuai EYD
b. Struktur kalimat tepat
c. Kesejajaran
d. Kontaminasi
e. Pleonasme
f. Menggunakan kata baku
g. Kelogisan
h. Selalu menggunakan EYD

Ciri-ciri kalimat efektif:

Kesepadanan

Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

Contoh:

Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)

Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)

2. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda)

Contoh:

Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)

Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)

3.Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Contoh:

Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama belajar di rumahku. (tidak efektif)

Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

4. Kelogisan

Bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh:

Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)

Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.KESATUAN GAGASAN

􀂄 Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.

􀂄 Contoh:

􀂄 Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.

6.KELOGISAN

􀂄 Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.

Contoh:

􀂄 Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki

􀂄 Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.

􀂄 Jalur ini terhambat oleh iring-iringan jenaza

STRUKTUR KALIMAT EFEKTIF
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1. Buat Papa menulis surat saya.
2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah dibiasakan.

Penggunaan Kata Serapan dari Bahasa Asing dan Daerah

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan untuk memperkaya kosa kata.
Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya.
Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu.Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu–yang sering dianggap lebih mudah–adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
Karena perkembangan zaman dan pemakaian bahasa, makna suatu kata bisa mengalami pergeseran.

Ada beberapa kemungkinan pergeseran makna kata meluas dan menyempit, citranya menurun atau naik, serta artinya berubah.Semua itu bisa dilihat dalam konteks kalimat dan dibandingkan penggunaannya pada zaman dahulu dan sekarang.

Contoh:

1. Kata sarjana, dahulu kala berate orang yang berpengetahuan luas, terpelajar, berilmu, sekarang khusus lulusan S1 suatu universitas atau perguruan tinggi.
2. Kata bapak dan ibu pada mulanya berate orang tua yang melahirkan kita, yang menjadi lantaran adanya kita, sekarang dipakai untuk menunjukkan guru, dosen, pimpinan, pejabat, para senior.
3. Kata laki-bini dulu dipakai untuk pengertian suami-isteri sekarang citra kata itu dirasa kurang halus. Demikian juga kata beranak, palacur, miskin, bodoh, gila. Sebagai gantinya digunakan kata suami-istri, melahirkan/bersalin, wanita tuna susila/pekarja seks komersial, kurang mampu, kurang pengetahuan, kurang waras.
4. Kata ulama dulu berarti orang yang berilmu pengetahuan secara luas dan umum, sekarang khususuntuk ahli agama.

Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Kesalahan yang seringkali juga merusakkan koherensi adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai dan sebagainya.
Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan lagi struktur, atau interelasi antara kata-kata yangmenduduki sebuh tugas dalam kalimat. Oleh karena itu sebuah kalimat dapat mengandung sebuah kesatuan pikiran, namun koherensinya tidak baik.
Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat. Contoh :
BAIK : Anak yang paling kecil itu memukul temannya dikelas kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya.
TIDAK BAIK : Anak yang paling kecil itu memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kelas temannya.
Temannya kemarin pagi di kelas anak kecil memukul dengan sekuat tenaga.
Demikian pula pemisahan anak yang paling kecil dari kata tersebut juga akan merusak koherensi kelompok kata dalam kalimat.
Kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung dsb. Contoh :
Anaknya melawan kepada orang tuanya. Seharusnya kalimat ini tanpa pemakaian kata “kepada”.
Makanan 4 sehat 5 sempurna perlu bagi tubuh kita. Sebaiknya kalimat ini pemakaian kata “bagi” diganti dengan kata “untuk”.

Kesalahan lain yang dapat merusak koherensi adalah pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi.Contoh :
Banyak para pengguna sepeda motor tidak mentaati peraturan lalu lintas. Makna banyak dan para tidak tumpang tindih.
Suatu corak kesalahan lain yang sering dilakukan adalah salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja tanggap. Contoh :
Shelly sudah menyapu lantai hingga bersih. (baik)
Sudah shelly sapu lantai hingga bersih. (baik)
Shelly sudah sapu lantai hingga bersih. (kurang baik)
Lantai itu shelly sudah sapu hingga bersih. (salah)

Kehematan (Economy)
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang dimaksud. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat kerena jumlah katanya terlalu banyak.
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan.

a) Mengulang subjek kalimat
b) Hiponim dihindarkan
c) Pemkaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’.
7) Variasi
Variasi itu mengandung keanekaragaman bahasa. Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara, yaitu :
a) Variasi sinonim kata
Pada hakikatnya tidak mengubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Seribu puspa di taman bunga seribu wangi menyegar cita (BKI).
Demikian pula puspa dan wangi sebenarnya menyatakan yang sama.
b) Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang,.
c) Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Ayah membaca Koran di teras.
d) Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat
Masih ada sangkut paut dengan penekanan dalam kalimat.
somaga penjelasan di atas dapat demengerti,mohon maaf kalau ada salah-salah kata,semoga gagasan di atas dapat bermakna.

latest

video terkait :

+Rinal Purba 
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : definisi kalimat efektif pengertian dan contohnya

0 comments:

Post a Comment