Kasih sayang Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka kepada seseorang. Kasih sayang merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan antara pria dan wanita yang diakhiri dengan pernikahan, maka saat berumah tangga maka mereka bukanlah lagi bercinta akan tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam kasih sayang, masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Berikut adalah deskripsi dari pengertian kasih menurut Alkitab.
Kasih Dalam Alkitab
Betapa hebatnya peranan kasih dalam kehidupan manusia. Semua orang membutuhkan kasih, baik orang yang lanjut usia, orang tua, dewasa, anak-anak, dan bayi. Sentuhan akan kasih memberikan perubahan yang dratis terhadap suatu keadaan yang mustahil untuk diubah. Kasih juga memberikan semangat dan kekuatan bagi mereka yang lemah dan terhina. Marilah kita memiliki kasih Bapa di dalam hati yang akan menuntun kepada kesuksesan hidup yang tiada bandingnya.
KASIH SAYANG DALAM ISLAM
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujuraat [49]:13). AJARAN Islam tentang kasih sayang telah lama di kumandangkannya dengan sempurna dan indah. Namun, kebanyakan dari manusia tidak menyadari apa arti sesungguhnya dari kasih sayang itu sendiri, sehingga dapat terhenti dan menyimpang dari aturan-aturan yang telah di firmankan oleh Allah SWT dan sabda-sabda Rasul-Nya. Sebagaimana syair yang mengatakan, “mawaddatuhu taduumu likulli haulin, wa hal kullun mawaddatuhu taduumu”, kasih sayangnya (manusia) selalu kekal untuk segala hal yang menakutkan, dan apakah setiap orang itu kasih sayangnya selalu kekal. (Jawaahirul Balaaghah:407). Hal ini karena tidak diniatkan semata karena Allah yang tidak dijadikan sebagai ladang amal bahkan hanya untuk memperoleh keuntungan dan kesenangan duniawi saja.Makna kasih sayang tidaklah berujung, sedangkan rasa kasih sayang adalah sebuah fitrah yang mesti direalisasikan terhadap sesama sepanjang kehidupan di dunia ini ada, tentunya dalam koridor-koridor Islam. Ini berarti bahwa Islam tidak mengenal waktu, jarak, dan tempat akan sebuah kasih sayang baik terhadap teman, sahabat, kerabat, dan keluarganya sendiri.
Kenapa harus saling mengasihi?
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi. (Yohanes 13:34)
Mungkin kita semua sudah sangat sering mendengar kotbah atau petuah bahwa orang Kristen wajib saling mengasihi (walaupun dalam prakteknya tidak sedikit orang yang gagal mengasihi). Bahkan kasih atau mengasihi-dikasihi telah dianggap semboyan khas, filosofi hidup atau hukum utama kekristenan (setidak-tidaknya dalam teori). Namun kita jujur, percakapan tentang kasih seringkali lebih menyangkut “apa yang seharusnya ada” (das sollen) dan bukan apa yang kenyataan memang ada (das sein). Kasih seringkali lebih merupakan cita-cita atau ide luhur yang ada dalam hati namun enggan diwujudkan dalam sikap dan perilaku.
Sebab itu mungkin ada baiknya kita bertanya: mengapa Yesus meminta kita murid-muridNya saling mengasihi? Apakah ada alasan yang cukup kuat sehingga kita kita memang harus saling mengasihi dalam hidup ini di dunia yang justru penuh dengan persaingan, tipu-daya, kekerasan dan kebencian ini?
Pertama: kasih membuat hidup kita penuh sukacita. (Yoh 14:11). Orang yang menemukan dan mengalami dirinya dikasihi tentu sangat bersukacita. Namun orang yang berhasil mengasihi akan lebih besar lagi sukacita dan kebahagiaannya. Di sini kita disadarkan bahwa sukacita sejati tidak pernah terletak dalam diri kita sendiri namun justru dalam relasi kita dengan orang lain. Orang-orang yang sangat egoistis, kikir dan serakah tidak pernah bisa bersukacita, namun selalu penuh dengan kemurungan dan kekecewaan. Sebaliknya orang-orang yang selalu perduli kepada sesamanya justru hidup bahagia.
Kedua: kasih mendorong kita mengenal dan memahami orang lain dengan mendalam (Filipi 1:9). Bila kita mengasihi seseorang maka mata, telinga dan hati kita terbuka untuk mengenalnya dengan baik sekali. Sebaliknya ketika kita tidak perduli atau malah membenci seseorang maka hati kita juga tertutup untuk mengenalnya. Paling-paling kita hanya dapat melihat keburukannya saja. Mengapa seorang ibu sangat mengenal dan tahu keberadaan anak-anaknya? Jawabnya: karena dia sangat mengasihinya.
Kenapa harus saling mengasihi?
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi. (Yohanes 13:34)
Mungkin kita semua sudah sangat sering mendengar kotbah atau petuah bahwa orang Kristen wajib saling mengasihi (walaupun dalam prakteknya tidak sedikit orang yang gagal mengasihi). Bahkan kasih atau mengasihi-dikasihi telah dianggap semboyan khas, filosofi hidup atau hukum utama kekristenan (setidak-tidaknya dalam teori). Namun kita jujur, percakapan tentang kasih seringkali lebih menyangkut “apa yang seharusnya ada” (das sollen) dan bukan apa yang kenyataan memang ada (das sein). Kasih seringkali lebih merupakan cita-cita atau ide luhur yang ada dalam hati namun enggan diwujudkan dalam sikap dan perilaku.
Sebab itu mungkin ada baiknya kita bertanya: mengapa Yesus meminta kita murid-muridNya saling mengasihi? Apakah ada alasan yang cukup kuat sehingga kita kita memang harus saling mengasihi dalam hidup ini di dunia yang justru penuh dengan persaingan, tipu-daya, kekerasan dan kebencian ini?
Pertama: kasih membuat hidup kita penuh sukacita. (Yoh 14:11). Orang yang menemukan dan mengalami dirinya dikasihi tentu sangat bersukacita. Namun orang yang berhasil mengasihi akan lebih besar lagi sukacita dan kebahagiaannya. Di sini kita disadarkan bahwa sukacita sejati tidak pernah terletak dalam diri kita sendiri namun justru dalam relasi kita dengan orang lain. Orang-orang yang sangat egoistis, kikir dan serakah tidak pernah bisa bersukacita, namun selalu penuh dengan kemurungan dan kekecewaan. Sebaliknya orang-orang yang selalu perduli kepada sesamanya justru hidup bahagia.
Kedua: kasih mendorong kita mengenal dan memahami orang lain dengan mendalam (Filipi 1:9). Bila kita mengasihi seseorang maka mata, telinga dan hati kita terbuka untuk mengenalnya dengan baik sekali. Sebaliknya ketika kita tidak perduli atau malah membenci seseorang maka hati kita juga tertutup untuk mengenalnya. Paling-paling kita hanya dapat melihat keburukannya saja. Mengapa seorang ibu sangat mengenal dan tahu keberadaan anak-anaknya? Jawabnya: karena dia sangat mengasihinya.
0 comments:
Post a Comment