karya sastrka darama adalah merupakan ungkapan hati seseorang yang dituangkan dalam bentuk sastra atau tulisan yang membentuk suatu tulisan dan alur cerita sehingga dapat di pahami dan dirasakan apa suasan alur cerita yang di berikan di dalamya baik dari segi kenyataaan dilakukan atau hanya khayala saja .
1. Putri Gading Cempaka (Putri bungsu Ratu Agung, Raja KerajaanBengkulu)
2. Wanita Penyanyi (Suara Hati)
3. Anak Dalam ( Putra sulung Ratu Agung. Kakak tertua Putri GadingCempaka)
4. Para Hulubalang Kerajaan
5. Para Pesirah dari Rejang Empat Pitulai
6. Beberapa punggawa
7. Para pemusik
Beberapa hulubalang (Hulubalang I) dan punggawa kerajaanmemasang obor-obor pada tempat-tempat tertentu. Mereka bekerjatanpa bicara sepatah kata pun, seakan ada sesuatu yang menekan.Tiba-tiba dari luar pentas terdengar teriakan serempak kerassekali: ”Pembunuhan! ”Bersamaan dengan habisnya suara itu, orang-orang datang kepentas dari berbagai arah. Mereka saling bicara dan menudingsesamanya. Begitu ramainya mereka bicara sehingga tidak jelas apa yang dikatakannya. Yang dapat disimak adalah galau suara saling memaki dan tudingan-tudingan.
Hulubalang II : Pokoknya jangan menuduh siapa-siapa!
Hulubalang III : Pasti suatu pengkhianatan!
Hulubalang II : Siapa yang berkhianat?
Hulubalang III : Mungkin di antara pesirah yang empat.
Hulubalang IV : Hebat! Kalau ada di antara kita, akan kusunat!
Hulubalang III : Pembunuh itu bisa kualat.
Hulubalang II : Kalau dia pergi dengan cepat, pasti akan selamat!
Hulubalang IV : Kita sudah bingung mencari pembunuhnya, tapi kalian masih bicara tidak pakai adat! Mungkin orang keparat! Mungkin orang beradat! Mungkin orang pulau Rupat! Mungkin para pesilat! Mungkin belah ketupat, segi empat, rakyat, hebat, bangsat!
Pembunuh itu akan kucegat! Hormat!
(Keluar)
Hulubalang II dan III mengejar Hulubalang IV keluar
Hulubalang III : E, Sobat! Ayo, kita minum serbat! (Hulubalang-hulubalang itu menghilang ke
samping. Putri Gading Cempaka melintas pentas dengan cepat sambil menggendong anaknya. Dari arah lain, Anak Dalam datang).
Anak Dalam : Pembunuhan ini akan berlanjut. Ario Bago harus diselamatkan.
Putri : Jika anakku juga akan terbunuh, biarlah dia mati dalam pangkuanku.
Anak Dalam : Itu perasaan seorang ibu. Yang penting sekarangkita harus menyelamatkan Ratu Bengkulu.
Putri : Bagaimana menyelamatkannya?
Anak Dalam : Disembunyikan.
Putri : Ke mana?
Anak Dalam : Jangan tanyakan! Semua dinding punya telinga!
Putri : Berapa lama?
Anak Dalam : Percayalah. Sebelum penobatannya, dia sudah sampai dini.
Putri : Wah, bagaimana, ya?
Anak Dalam : Tidak ada ... wah ... wah! Bagaimana, bagaimana apa lagi! Mari anak itu. Ayo cepat!
(Putri menyerahkan gendongannya kepada Anak Dalam).
Budaya Daerah 191
Karya sastra bersifat poliinterpretasi. Artinya, penafsiran antaracontoh karya sastra drma
satu orang dengan orang lain bisa berbeda. Bandingkan hasil
penafsiran kalian terhadap puisi di atas dengan hasil penafsiran yang
dilakukan oleh teman kalian. Carilah perbedaan dan persamaannya!
Gading Cempaka
Karya Wisran Hadi
Pemain:1. Putri Gading Cempaka (Putri bungsu Ratu Agung, Raja KerajaanBengkulu)
2. Wanita Penyanyi (Suara Hati)
3. Anak Dalam ( Putra sulung Ratu Agung. Kakak tertua Putri GadingCempaka)
4. Para Hulubalang Kerajaan
5. Para Pesirah dari Rejang Empat Pitulai
6. Beberapa punggawa
7. Para pemusik
Beberapa hulubalang (Hulubalang I) dan punggawa kerajaanmemasang obor-obor pada tempat-tempat tertentu. Mereka bekerjatanpa bicara sepatah kata pun, seakan ada sesuatu yang menekan.Tiba-tiba dari luar pentas terdengar teriakan serempak kerassekali: ”Pembunuhan! ”Bersamaan dengan habisnya suara itu, orang-orang datang kepentas dari berbagai arah. Mereka saling bicara dan menudingsesamanya. Begitu ramainya mereka bicara sehingga tidak jelas apa yang dikatakannya. Yang dapat disimak adalah galau suara saling memaki dan tudingan-tudingan.
190 Komp Bahasa SMA 3 Bhs
Hulubalang II, III, dan IV datang. Orang-orang takut dan satu
per satu keluar.
Hulubalang I : Semua akan jadi kacau! Semua orang salingtuding di warung dan lepau!Hulubalang II : Pokoknya jangan menuduh siapa-siapa!
Hulubalang III : Pasti suatu pengkhianatan!
Hulubalang II : Siapa yang berkhianat?
Hulubalang III : Mungkin di antara pesirah yang empat.
Hulubalang IV : Hebat! Kalau ada di antara kita, akan kusunat!
Hulubalang III : Pembunuh itu bisa kualat.
Hulubalang II : Kalau dia pergi dengan cepat, pasti akan selamat!
Hulubalang IV : Kita sudah bingung mencari pembunuhnya, tapi kalian masih bicara tidak pakai adat! Mungkin orang keparat! Mungkin orang beradat! Mungkin orang pulau Rupat! Mungkin para pesilat! Mungkin belah ketupat, segi empat, rakyat, hebat, bangsat!
Pembunuh itu akan kucegat! Hormat!
(Keluar)
Hulubalang II dan III mengejar Hulubalang IV keluar
Hulubalang III : E, Sobat! Ayo, kita minum serbat! (Hulubalang-hulubalang itu menghilang ke
samping. Putri Gading Cempaka melintas pentas dengan cepat sambil menggendong anaknya. Dari arah lain, Anak Dalam datang).
Anak Dalam : Pembunuhan ini akan berlanjut. Ario Bago harus diselamatkan.
Putri : Jika anakku juga akan terbunuh, biarlah dia mati dalam pangkuanku.
Anak Dalam : Itu perasaan seorang ibu. Yang penting sekarangkita harus menyelamatkan Ratu Bengkulu.
Putri : Bagaimana menyelamatkannya?
Anak Dalam : Disembunyikan.
Putri : Ke mana?
Anak Dalam : Jangan tanyakan! Semua dinding punya telinga!
Putri : Berapa lama?
Anak Dalam : Percayalah. Sebelum penobatannya, dia sudah sampai dini.
Putri : Wah, bagaimana, ya?
Anak Dalam : Tidak ada ... wah ... wah! Bagaimana, bagaimana apa lagi! Mari anak itu. Ayo cepat!
(Putri menyerahkan gendongannya kepada Anak Dalam).
Budaya Daerah 191
Anak Dalam : Kalau ada yang menanyakan, katakan aku ziarah ke makam Ratu Agung. Hati-hati! Para pembunuh itu ingin menghabiskan semua keturunan kita! (Anak Dalam segera membawa gendongan itu
keluar. Putri hanya termangu dan keluar ke arah lain. Tiba-tiba dari luar terdengar suara serempakberteriak).
Suara Hati : Terkutuk!
(Bersamaan dengan habisnya suara itu, orangorangdatang dari berbagai arah. Mereka saling
tuding dan memaki-maki. Suasana menjadi lebih panas dan hiruk pikuk daripada suasana sebelumnya.
Punggawa I, II, dan IV datang. Orang-orang
segan dan takut. Mereka keluar satu per satu).
Punggawa I : Di belakang peristiwa pembunuhan ini pasti ada dalang!
Punggawa III : O, tentu. Kalau tidak ada dalang, siapa yang memainkan wayang.
Punggawa IV : Kukira kita semua sudah dalang! Mau saja dibodohi para pendatang.
Punggawa I : Pasti terlibat orang Rejang!
Punggawa III : Bisa juga orang Minang!
Punggawa I : Jangan-jangan orang Ujung Pandang.
Punggawa IV : Uh! Mungkin orang Padang! Orang Semarang! Orang Kerawang! Orang Malang! Waaaang! Mande ang!Setan semua! Kita sekarang sedang bingung, kalian bicara ang ang ang! Kalau begini aku akan
menghadang!
Punggawa III : Dihadang pakai apa? Dandang? Rendang? Parang? Pedang? Bisa-bisa kau hilang! (Tiba-tiba terdengar suara serempak dan keras sekali dari luar). Binatang! (Para pesirah dan semua orang datang dari
berbagai arah dan berteriak-teriak saling tuding. Ada yang sudah mulai memukul lawannya bicara.
Juga ada yang sudah mulai berkelahi sesamanya. Penyanyi datang membawa obor. Orang-orang mundur dan duduk menyembah).
Semua : Putri!(Penyanyi segera keluar. Para pesirah berdiri dankesal sekali.)
192 Komp Bahasa SMA 3 Bhs
Pesirah III : Ah, penyanyi itu lagi!
Pesirah II : Kita sering keliru membedakannya.
Pesirah I : Kadang-kadang dia mirip sekali dengan putri.
Pesirah IV : Mungkin penyanyi itu putri sesungguhnya.
Pesirah I : Mana mungkin.
Pesirah IV : Mungkin saja. Bentuk lain dari bentuk aslinya.Seperti sisi mata uang!
Pesirah III : Ah, kau. Jangan mengalihkan perhatian. Kitabicara soal pengkhianatan. Bukan jelmaan-jelmaan
setan!(Penyanyi datang dengan obor yang padam. Dialetih sekali.)
Pesirah I : Kau lihat dia?
Penyanyi : Tadi di pusara. Tapi ketika kususul ke sana, ternyatadia ke muara.
Pesirah I : Mencari ramuan obat untuk anaknya.
Pesirah III : Sedih sekali dia.
Penyanyi : Perempuan mana takkan sedih atas kematiansuami. Apalagi pembunuhnya sampai sekarangbelum diketahui.
(Pergi)
Pesirah I : Dia menyindir kita lagi. Dikiranya kita tidak berusahamencari pembunuhnya!
Pesirah III : (Melihat ke samping dan terkejut) Itu dia Putri!(Para pesirah bersama-sama mengejar bayanganitu ke luar. Dari arah lain Putri Gading Cempakadatang bersama Anak Dalam. Anak Dalammenggendong Aria Bago. Mereka melewati pentasdengan cepat. Para pesirah datang berlari mengejar).
Pesirah : Putri!
(Tapi Putri dan Anak Dalam sudah menghilang.Penyanyi masuk dengan letih)
Penyanyi : Jumpa?
Pesirah IV : Tadi lewat di sini menggendong anaknya bersamaAnak Dalam.
Pesirah I : Sejak kematian Maharaja Sakti banyak sekaliyang aneh dari perilakunya.
Pesirah IV : Bahkan sulit sekali ditemui.
Pesirah II : Padahal kita mau menanyakan mimpi-mimpinya.
Penyanyi : Mimpi-mimpinya? Apa hubungannya?
Pesirah II : Siapa tahu sebelum Maharaja Sakti terbunuh, diabermimpi macam-macam. Kita bisa meneliti pembunuhantu melalui penafsiran mimpinya.Budaya Daerah 193
Penyanyi : Aku tahu yang diimpikannya.
Pesirah II : Jadi kau tahu? Apa?
Penyanyi : Dia mimpikan putra Aria Bago menjadi Ratu yangdapat mempersatukan seluruh Bengkulu.Dia memimpikan rakyat kerajaan ini menjadi
rakyat yang aman dan makmur.Dia memimpikan para pengkhianat akan cepatbertobat.
Dia memimpikan para pesirah dari Rejang Pitulaimenjadi orang-orang pandai.Orang yang arif bijaksana. Yang mampu mengusutsegala persoalan sampai ke ujung-ujungnya.
Pesirah : Hih! Menyindir lagi!
Penyanyi : Kalau tidak
keluar. Putri hanya termangu dan keluar ke arah lain. Tiba-tiba dari luar terdengar suara serempakberteriak).
Suara Hati : Terkutuk!
(Bersamaan dengan habisnya suara itu, orangorangdatang dari berbagai arah. Mereka saling
tuding dan memaki-maki. Suasana menjadi lebih panas dan hiruk pikuk daripada suasana sebelumnya.
Punggawa I, II, dan IV datang. Orang-orang
segan dan takut. Mereka keluar satu per satu).
Punggawa I : Di belakang peristiwa pembunuhan ini pasti ada dalang!
Punggawa III : O, tentu. Kalau tidak ada dalang, siapa yang memainkan wayang.
Punggawa IV : Kukira kita semua sudah dalang! Mau saja dibodohi para pendatang.
Punggawa I : Pasti terlibat orang Rejang!
Punggawa III : Bisa juga orang Minang!
Punggawa I : Jangan-jangan orang Ujung Pandang.
Punggawa IV : Uh! Mungkin orang Padang! Orang Semarang! Orang Kerawang! Orang Malang! Waaaang! Mande ang!Setan semua! Kita sekarang sedang bingung, kalian bicara ang ang ang! Kalau begini aku akan
menghadang!
Punggawa III : Dihadang pakai apa? Dandang? Rendang? Parang? Pedang? Bisa-bisa kau hilang! (Tiba-tiba terdengar suara serempak dan keras sekali dari luar). Binatang! (Para pesirah dan semua orang datang dari
berbagai arah dan berteriak-teriak saling tuding. Ada yang sudah mulai memukul lawannya bicara.
Juga ada yang sudah mulai berkelahi sesamanya. Penyanyi datang membawa obor. Orang-orang mundur dan duduk menyembah).
Semua : Putri!(Penyanyi segera keluar. Para pesirah berdiri dankesal sekali.)
192 Komp Bahasa SMA 3 Bhs
Pesirah III : Ah, penyanyi itu lagi!
Pesirah II : Kita sering keliru membedakannya.
Pesirah I : Kadang-kadang dia mirip sekali dengan putri.
Pesirah IV : Mungkin penyanyi itu putri sesungguhnya.
Pesirah I : Mana mungkin.
Pesirah IV : Mungkin saja. Bentuk lain dari bentuk aslinya.Seperti sisi mata uang!
Pesirah III : Ah, kau. Jangan mengalihkan perhatian. Kitabicara soal pengkhianatan. Bukan jelmaan-jelmaan
setan!(Penyanyi datang dengan obor yang padam. Dialetih sekali.)
Pesirah I : Kau lihat dia?
Penyanyi : Tadi di pusara. Tapi ketika kususul ke sana, ternyatadia ke muara.
Pesirah I : Mencari ramuan obat untuk anaknya.
Pesirah III : Sedih sekali dia.
Penyanyi : Perempuan mana takkan sedih atas kematiansuami. Apalagi pembunuhnya sampai sekarangbelum diketahui.
(Pergi)
Pesirah I : Dia menyindir kita lagi. Dikiranya kita tidak berusahamencari pembunuhnya!
Pesirah III : (Melihat ke samping dan terkejut) Itu dia Putri!(Para pesirah bersama-sama mengejar bayanganitu ke luar. Dari arah lain Putri Gading Cempakadatang bersama Anak Dalam. Anak Dalammenggendong Aria Bago. Mereka melewati pentasdengan cepat. Para pesirah datang berlari mengejar).
Pesirah : Putri!
(Tapi Putri dan Anak Dalam sudah menghilang.Penyanyi masuk dengan letih)
Penyanyi : Jumpa?
Pesirah IV : Tadi lewat di sini menggendong anaknya bersamaAnak Dalam.
Pesirah I : Sejak kematian Maharaja Sakti banyak sekaliyang aneh dari perilakunya.
Pesirah IV : Bahkan sulit sekali ditemui.
Pesirah II : Padahal kita mau menanyakan mimpi-mimpinya.
Penyanyi : Mimpi-mimpinya? Apa hubungannya?
Pesirah II : Siapa tahu sebelum Maharaja Sakti terbunuh, diabermimpi macam-macam. Kita bisa meneliti pembunuhantu melalui penafsiran mimpinya.Budaya Daerah 193
Penyanyi : Aku tahu yang diimpikannya.
Pesirah II : Jadi kau tahu? Apa?
Penyanyi : Dia mimpikan putra Aria Bago menjadi Ratu yangdapat mempersatukan seluruh Bengkulu.Dia memimpikan rakyat kerajaan ini menjadi
rakyat yang aman dan makmur.Dia memimpikan para pengkhianat akan cepatbertobat.
Dia memimpikan para pesirah dari Rejang Pitulaimenjadi orang-orang pandai.Orang yang arif bijaksana. Yang mampu mengusutsegala persoalan sampai ke ujung-ujungnya.
Pesirah : Hih! Menyindir lagi!
Penyanyi : Kalau tidak
0 comments:
Post a Comment